Mengubati Penyakit Hati
Sahabat yang dirahmati Allah,
Dalam kehidupan kita sebagai seorang manusia terdapat tiga jenis penyakit. Penyakit tersebut adalah seperti berikut iaitu penyakit hati, penyakit jiwa dan penyakit fizikal.
Ketiga-tiga penyakit tersebut memiliki persamaan. Apabila seseorang itu memiliki ketiga-tiga penyakit ini maka ia tidak akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Tubuh kita disebut berpenyakit apabila ada bagian tubuh kita yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar. Telinga Anda disebut sakit apabila ia tidak dapat mendengar lagi.
Di antara fungsi hati, menurut Imam Al-Ghazali, adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Allah telah menciptakan hati sebagai tempat Dia bersemayam. Tuhan berkata dalam sebuah hadis Qudsi: Langit dan bumi tidak dapat meliputi-Ku. Hanya hati manusia yang dapat meliputi -Ku. Dalam hadis Qudsi lain, Tuhan berkata: Hai anak Adam, Aku telah menciptakan taman bagimu, dan sebelum kamu boleh masuk ke taman ciptaan-Ku, Aku usir syaitan dari dalamnya. Dan dalam dirimu ada hati, yang seharusnya menjadi taman yang engkau sediakan bagi-Ku.”
Hadis ini menunjukkan bahwa fungsi hati adalah untuk mengenal Tuhan, mencintai Tuhan, menemui Tuhan, dan pada tingkat tertentu, melihat Tuhan atau berjumpa dengan-Nya. Hati yang berpenyakit ditandai dengan tertutupnya mata batin kita dari penglihatan-penglihatan ruhaniah.
Ada hubungan antara penyakit jiwa dengan penyakit fizikal. Sebagai contoh, penyakit jiwa yang paling terkenal pada masyarakat hari ini adalah stress. Stress pada penyakit jiwa adalah seperti sakit selsema pada penyakit fizikal. Dari beberapa penelitian ilmiah, diketahui bahawa orang-orang yang stress mengalami gangguan pada sistem immune atau sistem kekebalan dalam tubuhnya. Orang yang banyak mengalami stress cenderung sekali terkena penyakit. Ini menunjukkan bahwa penyakit jiwa amat berpengaruh dalam menimbulkan gangguan fizikal.
Demikian pula sebaliknya, penyakit fizikal dapat menimbulkan gangguan jiwa. Orang yang sakit terus menerus, sudah berubat ke mana-mana, tetapi belum sembuh, juga boleh mengalami penyakit jiwa. Orang tersebut boleh jadi cepat tersinggung, mudah marah, dan sebagainya.
Salah satu di antara penyakit jiwa adalah perasaan cemas; takut akan sesuatu yang tidak jelas. Ada dua macam ketakutan;
Pertama, takut kepada sesuatu yang terlihat, misalnya ketakutan pada harimau.
Kedua, takut kepada sesuatu yang tidak nampak, umpamanya seorang isteri yang takut suaminya akan berbuat macam-macam pada dirinya. Isteri membayangkan sesuatu yang bersumber dari imajinasinya sendiri. Ini bererti isteri tersebut mengalami gangguan saikologi Ada juga orang yang merasa bahawa semua orang di sekitarnya tidak suka kepada dia dan mereka semua bermaksud mencelakakannya. Dia selalu dibayangi ketakutan seperti itu. Para saikologi menyebut ketakutan seperti ini sebagai 'anxiety'.
Penyakit hati menimbukan gangguan saikologi dan gangguan saikologi berpengaruh pada kesihatan fizikal.
Contoh penyakit hati adalah dengki, iri hati, dan dendam kepada orang lain. Dendam adalah rasa marah yang kita simpan jauh di dalam hati kita sehingga merosakkan hati kita. Akibat dari menyimpan dendam, kita menjadi stress berpanjangan. Adapun akibat dari iri hati ialah kehilangan perasaan tentram.
Orang yang iri hati tidak boleh menikmati kehidupan yang normal kerana hatinya tidak pernah boleh tenang sebelum melihat orang lain mengalami kesulitan. Dia melakukan berbagai hal untuk memuaskan rasa iri hatinya. Bila ia gagal, ia akan jatuh kepada kekecewaan. Sayyidina Ali k.w berkata maksudnya : “Tidak ada orang zalim yang menzalimi orang lain sambil sekaligus menzalimi dirinya sendiri, selain orang yang dengki.”
Selain menyakiti orang lain, orang yang dengki juga akan menyakiti dirinya sendiri. Ada penyakit hati yang langsung berpengaruh kepada gangguan fizikal. Bakhil, misalnya. Bakhil adalah penyakit hati yang bersumber dari keinginan yang merasa bangga.. Keinginan untuk menyenangkan diri secara berlebihan akan melahirkan kebakhilan.
Penyakit bakhil berpengaruh langsung pada gangguan fizikal. Pernah ada orang datang kepada Imam Ja’afar . Dia mengadukan sakit yang diderita seluruh anggota keluarganya, yang berjumlah sepuluh orang. Imam Ja’afar berkata dengan menyebutkan sabda Nabi saw, “Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kamu dengan banyak bersedekah.”
Dalam hadis lain disebutkan, “Di antara ciri-ciri orang bakhil adalah banyaknya penyakit”.
Sahabat yang dimuliakan,
Penyakit hati ini terdapat banyak tanda-tandanya. Terdapat 6 jenis penyakit-penyakit hati :
1. Kehilangan cinta yang tulus.
Orang yang mengidap penyakit hati tidak akan boleh mencintai orang lain dengan benar. Dia tidak mampu mencintai keluarganya dengan ikhlas. Orang seperti itu agak sulit untuk mencintai Nabi, apalagi mencintai Tuhan . Kerana ia tidak boleh mencintai dengan tulus, dia juga tidak akan mendapat kecintaan yang tulus dari orang lain. Sekiranya ada yang mencintainya dengan tulus, ia akan curiga akan kecintaan itu.
Dalam kitab Matsnawi, Rumi mengisahkan suatu negeri yang mengalami kekeringan yang panjang. Orang-orang salih dan para ulama berkumpul untuk melakukan salat istisqa namun hujan tidak turun juga. Karena hujan tidak turun, akhirnya para pendosa pun turut berkumpul di tanah lapang. Sebagai ahli maksiat, mereka tidak tahu bagaimana cara salat istisqa. Mereka hanya memukul genderang sambil mengucapkan puji-pujian dalam bahasa Persia yang terjemahannya berbunyi: Titik-titik hujan sangat indah untuk para pendosa. Begitu juga kasih sayang Tuhan sangat indah untuk orang-orang durhaka. Mereka hanya mengulang-ulang kata-kata itu. Tiba-tiba, tanpa diduga, hujan turun dengan lebat.
Hal ini terjadi kerana orang-orang salih berdoa dengan seluruh zikir dan tasbihnya, sementara para pendosa berdoa dengan seluruh penyesalannya, dengan segala perasaan rendah diri di hadapan keagungan Tuhan. Para pentasbih menyentuh kemahabesaran Tuhan sementara para pendosa menyentuh kasih sayang Tuhan.
2. Kehilangan ketentraman dan ketenangan batin.
3. Memiliki hati dan mata yang keras. matanya sukar terharu dan hatinya sulit tersentuh.
4. Kehilangan kekhusyukan dalam ibadat.
5. Malas beribadat atau beramal.
6. Senang melakukan dosa. Orang yang berpenyakit hati merasakan kebahagiaan dalam melakukan dosa. Tidak ada perasaan bersalah yang mengganggu dirinya sama sekali. Sebuah do'a dari Nabi s.a.w berbunyi: “Ya Allah, jadikanlah aku orang yang apabila berbuat baik aku berbahagia dan apabila aku berbuat dosa, aku cepat-cepat beristighfar.”
Di antara taubat yang tidak diterima Allah ialah taubat orang yang tidak pernah merasa perlu untuk bertaubat karena tak merasa berbuat dosa Kali pertama seseorang melakukan dosa, ia akan merasa bersalah. Tetapi saat ia mengulanginya untuk kedua kali, rasa bersalah itu akan berkurang. Setelah ia berulang kali melakukan maksiat, ia akan mulai menyenangi kemaksiatan itu. Bahkan ia menjadi ketagihan untuk berbuat maksiat terus menerus. Ini menandakan orang tersebut sudah berada dalam kategori.
Firman Allah: “Dalam hatinya ada penyakit lalu Allah tambahkan penyakitnya.”
(Surah Al-Baqarah ayat 10)
Dalam kitabnya Ihyâ ‘Ulûmiddîn, Al-Ghazali berbicara tentang tanda-tanda penyakit hati dan untuk mengetahui penyakit hati tersebut. Ia menyebutkan sebuah do'a yang isinya meminta agar kita diselamatkan dari berbagai jenis penyakit hati: “Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak kenyang, mata yang tidak menangis, dan do'a yang tidak diangkat.”
Do'a yang berasal dari hadis Nabi s.a.w ini, menunjukkan tanda-tanda orang yang mempunyai penyakit hati.
Merujuk pada do'a di atas, kita boleh menyimpulkan ciri-ciri orang yang berpenyakit hati sebagai berikut :
Pertama, ilmu yang tidak bermanfaat.
Ilmunya tidak berguna baginya dan tidak menjadikannya lebih dekat kepada Allah swt. Al-Quran menyebutkan orang yang betul-betul takut kepada Allah itu sebagai orang-orang memiliki ilmu: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang yang berilmu. (QS. Fathir: 28). Jika ada orang yang berilmu tapi tidak takut kepada Allah, berarti dia memiliki ilmu yang tidak bermanfaat.
Kedua, mempunyai hati yang tidak boleh khusyuk.
Dalam menjalankan ibadah, ia tidak boleh mengkhusyukkan hatinya sehingga tidak boleh menikmati ibadahnya. Ibadah menjadi sebuah kegiatan rutin yang tidak mempengaruhi perilakunya sama sekali. Tanda lahiriah dari orang yang hatinya tidak khusyuk adalah matanya susah untuk menangis. Nabi s.a.w menyebutnya sebagai jumûdul ‘ain (mata yang beku dan tidak boleh mencair). Di dalam Al-Quran, Allah menyebut manusia-manusia yang solehin sebagai mereka yang seringkali terhempas dalam sujud dan menangis terisak-isak. (Surah Maryamayat 58)
Di antara sahabat-sahabat Nabi, terdapat sekelompok orang yang disebut al-bakkâauun (orang-orang yang selalu menangis) kerana setiap kali Nabi berkhutbah, mereka tidak boleh menahan tangisannya.
Dalam sebuah riwayat, para sahabat bercerita: Suatu hari, Nabi s.a.w. menyampaikan nasihat kepada kami. Berguncanglah hati kami dan berlinanglah air mata kami. Kami lalu meminta, “Ya Rasulallah, seakan-akan ini khutbahmu yang terakhir, berilah kami tambahan wasiat.”
Kemudian Nabi s.a.w bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku, kalian akan menyaksikan pertengkaran di antara kaum muslimin yang banyak …” Dalam riwayat lain, Nabi saw bersabda: “Hal pertama yang akan dicabut dari umat ini adalah tangisan kerana kekhusyukan.”
Ketiga, memiliki nafsu yang tidak pernah kenyang. Ia adalah kepuasan yang tak pernah habis, keinginan yang terus menerus, serta kecukupan yang takkan puas-puas.
Keempat dari orang yang berpenyakit hati adalah do'anya tidak diangkat dan didengar Tuhan.
Sahabat yang dikasihi,
Terdapat enam cara untuk mengubati penyakit .
Perkara-perkara tersebut adalah seperti berikut :
Pertama : Mencari guru yang arif mengenai masaalah hati.
Untuk mengubati penyakit hati, menurut Imam Al-Ghazali, adalah dengan mencari guru yang mengetahui penyakit hati kita. Ketika kita datang kepada guru tersebut, kita harus datang dengan segala penyerahan diri. Kita tidak boleh tersinggung jika guru itu memberitahukan penyakit hati kita.
Umar Ibn Al-Khattab pernah berkata, “Aku menghargai sahabat-sahabatku yang menunjukkan aib-aibku sebagai hadiah untukku.”
Seorang guru harus mencintai kita dengan tulus dan begitu pula sebaliknya, kita harus mencintai guru kita dengan tulus. Apa pun yang dikatakan guru, kita tidak menjadi marah.
Kedua : Mendapat sahabat yang jujur.
Sahabat adalah orang yang membenarkan bukan yang ‘membenar-benarkan’ kita. Sahabat yang baik adalah yang membetulkan kita, bukan yang menganggap apapun yang kita lakukan itu betul. Dia sanggup membantu kita dengan memberi nasihat yang baik.
Ketiga : Mencari musuh yang boleh menunjukkan keaiban diri kita.
Musuh dapat menunjukkan aib kita dengan lebih jujur daripada sahabat kita sendiri.
Keempat : Memperhatikan perilaku orang lain yang buruk untuk dijadikan pengajaran.
Dengan cara itu, kita tidak akan melakukan hal yang sama. Hal ini sangat mudah kerana kita lebih sering memperhatikan perilaku orang lain yang buruk daripada perilaku buruk kita sendiri.
Sahabat,
Marilah sama-sama kita mengambil penjaran daripada kisah yang ditulis oleh seorang ahli sufi yang bernama Jalaluddin Rumi .
Alkisah, di sebuah kota ada seorang lelaki yang menanam pohon berduri di tengah jalan. Jamaludin Rumi sudah memperingatkannya agar memotong pohon berduri itu. Setiap kali diingatkan, orang itu selalu mengatakan bahwa ia akan memotongnya besok. Namun sampai orang itu tua, pohon itu belum dipotong juga. Seiring dengan waktu, pohon berduri itu bertambah besar. Ia menutupi semua bagian jalan. Duri itu tidak saja melukai orang yang melalui jalan, tapi juga melukai pemiliknya. Orang tersebut sudah sangat tua. Ia menjadi amat lemah sehingga tidak mampu lagi untuk menebas pohon yang ia tanam sendiri.
Di akhir kisah itu Jamaludin Rumi memberikan nasihatnya, “Dalam hidup ini, kalian sudah banyak sekali menanam pohon berduri dalam hati kalian. Duri-duri itu bukan saja menusuk orang lain tapi juga dirimu sendiri. Ambillah kapak Haidar, potonglah seluruh duri itu sekarang sebelum kalian kehilangan tenaga sama sekali.”
Yang dimaksud Jamaludin Rumi dengan pohon berduri dalam hati adalah penyakit-penyakit hati dalam ruh kita. Bersamaan dengan tambahnya umur, bertambah pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menebang pohon berduri di hati kita itu selain saat ini. Esok hari, penyakit itu akan semakin kuat sementara tenaga kita bertambah lemah. Tak ada daya kita untuk menghancurkannya.
Kenapa Hati Kita Masih Terhijab?
Sahabat yang dirahmati Allah,
Setiap manusia dilahirkan mempunyai hati. Samaada hati itu hidup atau mati bergantung kepada pemilih hati itu sendiri. Jika ia berusaha mengenali Allah s.w.t dan mencari kebenaran maka hatinya akan jadi baik. Sebaliknya jika ia menjauhkan diri dengan Allah s.w.t dan melanggar perintah dan larangan-Nya maka hatinya akan menjadi sakit. Inilah kelebihan manusia daripada haiwan-haiwan iaitu mempunyai hati yang dapat mengenal Allah dengan sebenarnya hingga ia menjadi hamba Allah yang benar-benar takutkan Allah.
Ini di firmankan Allah s.w.t. yang bermaksud : "Apabila disebut nama Allah,gementarlah hati-hati mereka".
(Surah Al Anfaal ayat 2)
Hati yang terang-benderang begini dimiliki oleh para orang muttaqin, muhlisin, muqarrobin dan solehin. Hati mereka nampak dan kenal betul sifat-sifat keagungan Allah. Sebab itu mereka dapat benar-benar menghambakan diri kepada Allah s.w.t. Sebaliknya ada juga manusia yang hatinya gelap (buta) tidak nampak dan tidak kenal Allah.
Ini juga ada difirmankan oleh Allah s.w.t maksudnya :
"Adakah orang yang mengetahui bahawasanya apa yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu benar sama seperti orang yang buta (mengetahui) ? Hanyalah orang-orang yang berakal sahaja yang dapat mengambil pelajaran."
(Surah Ar Ra’d ayat 19)
Firman Allah s.w.t.lagi maksudnya :
"Mereka itulah orang-orang yang hatinya, pendengarannya dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah dan mereka itulah orang orang yang lalai"
(Surah An Nahl ayat 108)
Dari Umar bin Al Khattab, Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:
"Cap penutup hati tergantung di kaki Arasy maka bila larangan Allah dilanggar dan yang diharamkan-Nya dianggap halal, Allah mengirim cap penutup hati ini lalu hati para pelanggar dikenakan cap ini".
Bila hati sudah buta, sudah dikunci mati oleh Allah s.w.t., tidak dapat lagilah ia mengenal Allah. Begitulah hati orang-orang kafir dan munaflk yang menyebabkan mereka menolak kebenaran. Walaupun kita sebagai umat Islam, ada juga dikalangan kita hatinya masih buta. Buktinya ialah kita masih tergamak membuat dosa (kecil atau besar). Orang yang masih buat dosa ialah orang yang tidak takutkan Allah . Orang yang tidak takutkan Allah . ialah orang yang tidak kenal siapa Allah . Tidak kenal Allah ialah lantaran kerana hati telah buta.
Sabda Rasulullah s.a.w. maksudnya : "Sesungguhnya seorang Mukmin apabila melakukan dosa terjadilah satu bintik hitam di hatinya, maka jika dia bertaubat dan berusaha membuangnya selamatlah hatinya, dan kalau bertambah dosanya bertambahlah terkunci hatinya."
Sabda baginda lagi yang maksudnya:
"Orang yang membuat satu dosa hilanglah sebahagian akalnya untuk tidak kembali lagi selama-lamanya."
Kalau mata kita buta, kita tidak dapat melihat, tidak mengenal malah tidak dapat berjalan lagi. Begitulah kalau hati buta, kita tidak dapat mengenal Allah dan tidak dapat menempuh jalan syariat lagi. Kita tidak takut, tidak redha, tidak tawakkal, tidak yakin, tidak berharap kepada Allah, tidak cinta, tidak yakin dengan janji-Nya iaitu Syurga, Neraka, Hari Hisab, seksa kubur, dan lain-lain lagi. Dan bila amalan itu tidak ada di hati kita maka datanglah penyakit hati.
Firman Allah s.w.t.maksudnya :
"Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka seksa yang pedih disebabkan mereka berdusta."
(Surah Al Baqarah: 10)
Mereka akan terseksa di dunia dan di akhirat. Di dunia mereka kecewa, putus asa, keluh kesah, tidak tenang. Di akhirat lagi pedih. Antara penyakit hati yang Allah s.w.t. maksudkan itu ialah hasad dengki, dendam, buruk sangka, tamak, cinta dunia, bakhil, pemarah, penakut, riak, ujub dan sombong.
Sahabat yang dimuliakan,
Bersabda Rasulullah s.a.w. maksudnya : "Dalam diri anak Adam itu ada seketul daging. Bila baik daging itu baiklah seluruhanggota dan seluruh jasad. Bila jahat dan busuk daging itu jahatlah seluruh jasad. Ketahuilah, itulah hati".
(Hadis Riwayat Bukhuri dan Muslim)
Masaalah besar penyakit manusia adalah penyakit hati.Bila hatinya rosak , kotor, sakit dan berselaput maka akan rosaklah seluruh anggota manusia yang lain.
Terdapat beberapa sebab kenapa hati boleh terhijab . Perkara-perkara tersebuat adalah seperti berikut :
Pertama : Memakan makanan yang haram atau syubahat :
Bersabda Rasulullah s.a.w. bermaksud:
"Hati itu ditempa dengan apa yang dimakan".
Memakan makanan yang haram bukan sahaja hati menjadi terhijab tetapi do'a seseorang juga tidak dimakbulkan oleh Allah s.w.t.
Daripada Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, katanya Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya : "Sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak menerima melainkan yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan orang mukmin dengan apa yang diperintahkan kepada sekalian rasul dengan firman-Nya (seperti yang tersebut dalam hadis yang bermaksud) : Wahai sekalian rasul, makanlah makanan yang baik dan beramallah dengan amalan yang soleh. Firman-nya lagi : Wahai sekalian orang yang beriman! Makanlah makanan yang baik yang telah kami beri rezeki kepada kamu. Kemudian baginda menyebutkan seorang lelaki yang jauh perjalanannya, kusut masai rambutnya, dan berdebu mukanya menghulurkan kedua tangannya ke langit (berdoa) Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku! Padahal makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram dan (mulutnya) disuapkan dengan yang haram. Maka bagaimanakah akan diperkenankan doanya." (Hadis Riwayat Muslim)
Antara langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengelak dari makanan yang haram ialah:
1. Jangan makan benda yang zatnya jelas haram seperti arak atau makanan yang dicampur arak atau daging yang tidak disembelih.
2.Jangan makan makanan yang bernajis sama ada sifatnya najis (kerana dibuat dari bahan yang tidak halal) atau kerana cara menyucinya tidak betul yakni tidak menurut syariat, menjadikan ia tetap najis (tetap tidak halal).
3. Jangan makan daging sembelihan yang tidak halal dan pembersihannya tidak menurut syariat.
4.Jangan makan makanan yang dibeli dengan duit yang haram (sekalipun makanan itu halal). Duit yang haram adalah seperti rasuah, duit riba, duit curi dan tipu.
5.Jangan kita makan dari usaha yang haram seperti riba, pelacuran, judi, nombor ekor dan lain-lain. Adapun makanan syubahat ialah makanan yang kita ragui halal atau haram dan duit syubahat ialah duit yang sumbernya kita ragui halal atau haram. Kedua-dua makanan dan duit yang syubahat itu wajib dielakkan supaya kita berpeluang memperolehi kejernihan ‘batin untuk mengenal Allah dengan pengenalan yang sebenarnya.
Hari ini banyak makanan di kedai-kedai makanan yang menulis perkataan “HALAL” dan “ISLAM” untuk tanda perniagaan mereka. Kita harus hati-hati juga sebab orang bukan Islam telah menyalahgunakan perkataan "HALAL” dan “ISLAM” itu untuk keuntungan perut dan poket mereka sahaja. Mereka tidak langsung takut pada Allah s.w.t. kerana mereka bukan orang beriman dan tidak ingin untuk mencari keredhaan-Nya.
Kedua :Makanan halal tetapi berlebih-lebihan di dalam pemakanan.
Rasulullah s.a.w. maksudnya :"Wadah yang paling dibenci oleh Allah ialah perut yang penuh dengan makanan yang halal".
Allah s.w.t. benci kepada perut yang penuh dengan makanan sebab perut yang ketat itu akan melemahkan kegiatan hati yakni tidak kuat untuk memandang pada alam ghaib. Bila hati lemah maka manusia jadi lalai dan malas (mahu tidur sahaja). Malas beribadah dan mudah terjebak dalam maksiat. Atas dasar inilah para solafussoleh hanya sedikit makannya.
Rasulullah s.a.w. selalu berlapar perut. Baginda pernah meletakkan batu di perut dan kemudian mengikat perut baginda dengan kain agar dengan itu tidak terasa kekosongan perut yang memang kosong. Baginda jarang kenyang. Tiga hari berlapar, satu hari kenyang. Dan selalunya satu hari baginda berpuasa, satu hari berbuka.
Nabi Sulaiman a.s yang kaya-raya itu juga begitu hidupnya. Selalu berpuasa dan kalau makan hanya roti kering dan air sejuk.
Nabi Yusuf a.s ketika menjadi menteri Mesir pun sehari puasa sehari berbuka. Bila ditanya mengapa baginda berbuat begitu, jawabnya, “Di hari aku lapar, aku dapat merasa aku adalah hamba yang memerlukan pertolongan Allah. Di hari aku kenyang aku dapat bersyukur pada Allah s.w.t. yang memberikan rezeki.”
Begitulah cara hidup Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul, orang-orang muqarrobin dan orang-orang soleh. Mereka berjuang dengan nafsu untuk membersihkan hati supaya merasa diri sebagai hamba Allah yang lemah dan hina dina. Dan cara hidup mereka itulah yang wajib kita contohi. Kita mesti sentiasa berperang dengan nafsu yang sentiasa mengajak kita lalai dari Allah.
Mari kita ubati hati kita dengan cara mengurangkan makan.
Hidangan makanan kita janganlah lebih dari dua jenis lauk. Ini adalah amalan Sayidina Umar. Beliau tidak makan lebih dari dua jenis lauk. Sebab bila lauk sudah bermacam-macam jenis, nafsu kita tambah besar untuk merasa semua jenis lauk.
(contoh sayur dan ikan, atau sayur dan ayam dll jangan campur ayam, daging, telor , udang dan sotong dalam satu hidangan)
Makanan itu biarlah sederhana, jangan terlalu sedap. Sebab kalau terlalu sedap kita tidak mampu mengawal nafsu dari makan lebih.
Ketiga : Pandangan dan Pendengaran yang Haram.
Telah sepakat orang-orang kita mengatakan: “Dari mata turun ke hati.” Ertinya hasil dari pandangan (termasuk pendengaran) bukan setakat di mata dan telinga tetapi akan bersambung dan berkesan ke hati. Kalau apa yang kita pandang dan dengar itu baik, maka hati kita akan menerima kebaikannya. Sebaliknya kalau yang kita pandang dan dengar itu maksiat dan mungkar (haram), maka hati kita akan bersalut kejahatan dan kemungkaran itu.
Allah s.w.t menyuruh lelaki beriman supaya menundukkan pandangan matanya kepada wanita yang bukan mahram, begitu juga Allah s.w.t menyuruh wanita beriman supaya menundukkan pandangan mereka kepada lelaki yang bukan mahram. Hikmah arahan ini adalah supaya mereka akan merasa kemanisan iman dan terpelihara hati mereka daripada cenderung kepada kemungkaran.
Firman Allah s.w.t maksudnya : "Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka sesungguhnya Allah Amat Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang mereka kerjakan".
(Surah an-Nur ayat 30)
Firman Allah s.w.t maksudnya : "Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya..."
(Surah an-Nur ayat 31)
Hati yang sentiasa menerima pandangan dan pendengaran yang mungkar ialah hati yang gelap pekat, buta dari melihat keagungan Allah. Hati itu tidak lagi takut pada Allah s.w.t., malah hilang cinta dan rindu pada Allah s.w.t
Kalau setiap hari hati kita terisi dengan zikrullah, bacaan al Quran, puasa, sembahyang sunat, membaca kitab dan mendengar pengajian agama, hati kita akan lembut, terasa indah dalam beribadah kepada Allah, rindu kepada kebaikan, benci dan takut kepada dosa. Tetapi kalau setiap hari kita isi dengan program hiburan di TV, melihat filem-filem dalam CD, berbual kosong, mengumpat dan mencaci, membaca majalah hiburan yang penuh maksiat dan mendengar lagu-lagu rock, nanti kita akan jadi malas beribadah, memandang kecil tentang cara hidup sunnah, tidak lagi rasa takut dengan Allah, tidak membesarkan Allah apalagi untuk rindu pada-Nya dan tidak suka lagi pada ahli-ahli agama dan lupa akhirat.
Hati kita jadi cinta kepada dunia dan segala hiburannya, mahu lepas bebas tanpa sekatan hukum Islam, malas berjuang dan berangan-angan ingin hidup lebih lama lagi. Itulah bukti-bukti menunjukkan tindakan lahir, pendengaran dan penglihatan kepada yang haram, akan membuatkan hati kita buta kepada kebenaran.
Mari kita ubati hati kita dengan membataskan pandangan dan pendengaran hanya kepada apa yang boleh mengingatkan kita kepada Allah, takut pada-Nya dan untuk berbakti pada-Nya.
Antara langkah-langkah yang patut diambil ialah:
1. Banyakkan membaca Al Quran dan terjemahannya, hadis dan kitab-kitab serta buku-buku agama termasuk majalah dan risalah yang berunsur dakwah. Dalam masa yang sama, elakkan daripada membaca buku-buku khayal, majalah hiburan dan akhbar-akhbar yang kosong dari kebenaran.
2. Selalu mengunjungi masjid, tempat pengajian agama, majlis dakwah, tahlil dan zikrullah dan elakkan dari tempat-tempat maksiat, majlis-majlis sosial liar (percampuran bebas) dan keluar rumah tanpa tujuan. Sebab di luar banyak pandangan dan pendengaran yang membawa kepada maksiat serta elakkan dari bergaul dengan kawan yang mengajak kita kepada maksiat.
3. Menziarahi orang-orang soleh, sebab dengan melihat mereka, dapat memberi kekuatan.
4. Ingat mati, kerana selalu mengingati mati akan melembutkan hati.
Sahabat yang dikasihi,
Ingatlah, hati orang Mukmin ialah hati yang sihat dan ceria manakala hati orang yang fasiq (berdosa) ialah hati yang sakit dan resah. Dosa itu akan mengundang resah dalam jiwa. Hati yang terhijab tidak akan merasai kebesaran Allah s.w.t. dan tidak akan bersalah apabila melakukan dosa. Oleh itu marilah kita sama-sama perbaiki hati-hati kita supaya sentiasa sihat, ceria dan sejahtera dan tidak terhijab. Kerana hati yang sejahtera dan salim akan dijemput oleh Allah s.w.t untuk memasuki Syurga-Nya.
Firman Allah s.w.t maksudnya : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam Syurga-Ku”
(Surah Al-Fajr ayat 27-30)
Kenapa Hati Menjadi Keras?
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Daripada Ibnu Umar radihiyallahu anhuma berkata : Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam bersabda : "Jangan memperbanykkan percakapan selain untuk berzikir kepada Allah SWT, sesungguhnya banyak bercakap selain daripada berzikir kepada Allah itu adalah meyebabkan hati seseorang menjadi keras. Dan sesungguhnya sejauh-jauh manusia daripada Allah SWT itu ialah mereka yang berhati keras." (Hadis Riwayat al-Tirmizi)
Berdasarkan hadis di atas jelaslah kepada kita bahawa orang yang banyak bercakap yang tidak berfaedah dan tidak mahu berzikir dan mengingati Allah SWT akan menyebabkan hatinya akan menjadi keras. Jika hati sudah menjadi keras maka hati seperti ini akan jauh daripada petunjuk Allah SWT.
Dalam realiti kita hari ini kebanyakkan ketandusan hati dan jiwa adalah merupakan penyakit yang sangat ketara. Ramai orang merasa susah hati, gelisah dan tidak merasa tenang dalam kehidupan adalah berpunca daripada hati yang keras. Walaupun memiliki jutaan wang ringgit, rumah banglow, kereta mewah, memiliki gedung-gedung perniagaan dan saham-saham pelaburan tetapi masih tidak dapat merasai ketenagan hati dan tidak mendapat kepuasan hidup, jiwa gelisah seperti ada sesuatu yang tidak kena. Ini semua berpunca daripada kerasnya hati, jiwa yang tandus dan mata yang tidak pernah menangis kerana takut kepada Allah SWT. Berapa ramai di antara kita mengisi masa lapangnya untuk membaca ayat-ayat Allah SWT ? Hanya mereka yang mendapat rahmat-Nya akan mampu membaca al-Quran setiap hari. Berapa ramai yang menjadikan sepertiga malam untuk solat tahajud dan memohon ampun kepada Allah SWT dan mengalirkan air mata kerana takut azab Allah SWT?
Selain itu , kekerasan hati juga adalah berpunca daripada banyak bercakap perkara yang tidak berfaedah (lara) dan tidak ada hubung kait dengan mengingati Allah SWT. Oleh itu bagi kita yang mengaku beriman kepada Allah SWT hendaklah selalu menggunakan lidah kita untuk berzikir kepada Allah SWT, ataupun bercakap perkara-perkara yang ada hubung kait dengan kemaslahatan dan kepentingan agama Islam . Percakapan tersebut biarlah memberikan faedah dalam meningkatkan ketakwaan atau paling kurang bercakap perkara keduniaan yang dijadikan wasilah atau alatan yang dapat membantunya untuk mentaati Allah SWT, atau kalau tidak mampu berbuat demikian hendaklah dia berdiam diri, jangan banyak bercakap-cakap.
Sahabat yang dimuliakan,
Umat Islam selalu membuang masa dengan bercakap perkara-perkara yang boleh mendatangkan dosa seperti mengumpat, memfitnah atau menceritakan keburukkan orang lain tanpa bermuhasabah diri merka sendiri. Lebih merbahaya lagi apabila mereka bercakap sesuatu perkara yang cuba mempertikaikan hukum-hukum Islam dan menganggap hukum Islam tidak sesuai dilaksanakan dalam masyarakat majmuk dan secara tidak langsung menafikan hak mutlak Allah SWT untuk menetapkan peraturan hidup untuk manusia ciptaan-Nya.
Pada hakikatnya, hati yang keras adalah hati yang tidak mudah menerima nasihat daripada orang lain. Kalau ditegur selalu melenting dan menunjukkan rasa besar diri, pantang ditegur dan tidak mahu menerima kebenaran yang dibawa oleh orang lain.
Hati yang keras juga akan mendorong untuk membuat maksiat dan kejahatan, dan sangat berat untuk membaca al-Quran dan berzikir dan sangat malas untuk melakukan ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT. Inilah penyakit yang menimpa umat Islam akibat meninggalkan hukum-hukum Allah SWT dan syariat Islam di muka bumi, sedangkan mereka telah dipilih untuk menjadi khalifah Allah SWT di dunia ini.
Sebagai contohnya, apabila masuknya waktu solat orang yang keras hatinya akan merasa terbeban dengan ibadat solat itu dan akan merasa banyak urusan dunawinya masih belum selesai dan terpaksa menangguhkan solat hingga hujung waktu , dilakukan pula solat itu tidak sepenuh hati hanya untuk melepaskan kewajipannya sahaja. Sebahagian besar pula tidak mengerjakan solat dengan alasan sebuk dan tidak ada masa.
Berbeza pula dengan mukmin yang bersih, sihat dan sejahtera hati dan jiwanya , merasai bahawa solat itu satu ibadah yang sangat diutamakan hingga sanggup meninggalkan apa sahaja tugasnya dan mengutamakan panggilan Allah SWT, "MARILAH SOLAT, MARILAH MENUJU KEJAYAAN"
Hati yang keras adalah hati yang berkarat. Sesungguhnya hati itu berkarat jika tidak di didik, tidak diproses maka ia akan kotor apatah lagi sekiranya disekeliling kita nafsu yang menguasai diri, maksiat dan syaitan meruntun-runtun dalam jiwa. Itulah sebabnya kenapa masyarakat kita tidak merasa sensitif dengan dosa dan maksiat. Perkara makruf di pandang mungkar dan yang mungkar dipandang makruf , perkara ini akan berlaku apabila hati-hati mereka telah menjadi keras dan berkarat. Nabi SAW pernah menjelaskan bahawa hati manusia umpama besi apabila ditimpa air iannya berkarat dan untuk menghilangkan karat perlulah banyak membaca al-Quran dan mengingati mati!.
Sahabat yang dikasihi,
Marilah sama-sama kita menjaga dan mendidik hati dan jiwa kita dengan didikan iman, sentiasa muhasabah, mujahadah dan murajaah. Setiap hahr bertilawah al-Quran, menghadiri majlis-majlis ilmu, menziarahi kubur (untuk mengingati kematian), banyakkan berzikir dan beristighfar dan solat-solat sunat terutama di tengah malam. Carilah sahabat-sahabat yang soleh dan guru-guru yang alim untuk saling ingat menginagti kepada kebaikan dan kesabaran demi membangunkan umah Islamiah yang diredhai oleh Allah SWT.
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Allah SWT menciptakan manusia dengan sempurna yaitu diberikannya bentuk tubuh yang baik, akal fkiran dan nafsu, kemudian manusia itu sendiri yang menentukan mampu atau tidaknya menggunakan pemberian Allah SWT dengan baik.
Allah SWT menciptakan roh kepada manusia sebagai pengerak untuk menghidupkan seluruh anggota badan. Akal sebagai alat untuk menerima ilmu pengetahuan atau untuk mengetahui hakikat sesuatu secara nyata. Anggota tubuh seperti panca indra berfungsi untuk mendengar, melihat, berkata-kata dan bergerak secara fizikal.. Dari semua anggota tubuh manusia hanya hati yang dapat menerima sesuatu yang mutlak dari Allah SWT yang Maha Berkuasa kerana hati adalah sebagai tuan kepada anggota tubuh, semua aktiviti anggota tubuh digerakkan oleh hati dan hati adalah Allah SWT yang menggerakkan.
Nabi SAW bersabda yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah tidak memandang pada rupa dan tubuh kamu dan tidak pada harta kamu, tetapi Allah memandang hati dan amal kamu"
(Hadis Riwayat Muslim).
Manusia hanya dapat memandang sesuatu secara zahir (nyata) saja tidak dapat menembus apa yang ada dalam hati, maka manusia sering kali tertipu dengan penampilan atau gambaran luaran yang sebenarnya menurut pandangan Allah adalah berlainan. Niat dan prasangka (zan) yang menjadi penilaian Allah SWT dalam menilai baik dan buruknya manusia.
Rasulullah SAW bersabda maksudnya : "Amal itu hanya tergantung dengan niat "
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis yang lain Nabi SAW bersabda maksudnya : "Niat seorang mukmin untuk nilai amalnya " (Hadis Riwayat Abu Daud).
Dalam hadis qudsi Allah SWT berfirman maksudnya : "Aku tergantung prasangka hambaKu kepadaKu dan Aku beserta hambaKu apabila ia berzikir kepadaKu " (Hadis Riwaayt Bukhari).
Sahabat yang dimuliakan,
Apabila kalian sakit fizikal kalian akan berusaha untuk berjumpa doktor mencari ubat untuk menyembuhkan penyakit kalian. Kalian cukup jaga dan prihatin terhadap kesihatan fizikal apabila sakit, tetapi sering lupa apabila hati dan jiwa kalian sakit untuk mencari menawar dan ubat yang sesuai terhadap penyakit tersebut.
Imam al-Gazali berkata: "Saya heran manusia sangat mengutamakan kebersihan dan keindahan tubuh sedangkan hatinya tidak mereka bersihkan dari kotoran-kotoran batin dan maksiat, padahal Allah hanya memandang hati mereka sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Asy-Syams ayat 7-10 maksudnya :
“Dan jiwa/roh serta penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa/roh itu, dan sesungguhnya rugilah orang yang mengotorinya.” (Surah asy-Syams ayat 7-10)
Roh manusia dicipta Allah untuk membeza perkara benar dengan yang batil. Justeru, kejayaan manusia akan dicapai apabila rohnya sentiasa berada dalam keadaan suci.
Setiap manusia dapat memperoleh kelebihan daripada Allah SWT berupa taufik dan hidayah yang dikurniakan-Nya asalkan mereka mampu menjalannya dengan baik dan hati yang bersih jauh dari syirik, riak sombong dan takbur.
Firman Allah SWT maksudnya : " Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu " (Surah al-Hujarat ayat 13).
Firman-Nya lagi yang bermaksud : " Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan " (Surah al-Mujadilah ayat 11).
Jika hati baik maka akan baik pula kelakuan anggota tubuhnya sebaliknya jika hati buruk maka buruk pula kelakuan anggota tubuh dan gerakan hati atas Iradat Allah SWT.
Sahabat yang dikasihi,
Berkata seorang ulama, Ibrahim Al-Khawas r.a.: “ Sesungguhnya ubat hati itu ada lima perkara, maka ubatilah hati kamu dengan lima perkara tersebut. Pertamanya, bacalah Al-Quran dengan menghayati isi kandunganya. Kedua, mengosongkan perut dari terlalu kenyang atau berpuasa. Ketiga, bangun ( beribadat ) di waktu malam. Keempat, menghampirkan diri kepada Allah ( beribadat ) di sepertiga malam dan yang kelimanya, sentiasa bersama-sama di dalam majlis orang-orang yang soleh ”.
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan sebaik-baik penciptaan. Bermulanya dengan setitik air yang hina sehinggalah bergelar seorang insan bernama manusia. Diberikan pula berbagai-bagai nikmat yang tak ternilai banyaknya tanpa mengira siapa kita. Namun, kita sering lalai dan lupa untuk mensyukuri di atas anugerah yang dikurniakan, bahkan kita masih lagi berlumba-lumba mengejar kemewahan yang bersifat sementara itu.
Nikmat yang paling berharga dikurniakan kepada manusia ialah nikmat hati, yang merupakan raja segala gerak-geri dan tingkah-laku yang dipertontonkan oleh manusia. Hati yang diciptakan Allah semulia-mulia kejadian, di situlah akal manusia, di situlah buruk, baik, sihat, lemah manusia, di situlah segala-galanya.
Benarlah apa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW yang bermaksud : "Sesungguhnya didalam jasad manusia ada segumpal darah apabila segumpal darah itu baik maka baik pula sekalian anggota tubuh sebaliknya, apabila buruk maka buruk pula anggotanya, ketahuilah yaitu hati " (Hadis Riwayat Bukhari-Muslim).
Oleh itu jagalah hati kalian dengan sebaik-baiknya kerana hati yang bersih dan sejahtera adalah merupakan jalan menuju kebahgiaan di dunia dan ianya juga adalah tiket untuk memasuki syurga Allah SWT.
Allah SWT Tidak Pandang Rupa Paras Kamu Tetapi Dia Pandang Kepada Hati Kamu
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Allah SWT menciptakan manusia dengan sempurna yaitu diberikannya bentuk tubuh yang baik, akal fkiran dan nafsu, kemudian manusia itu sendiri yang menentukan mampu atau tidaknya menggunakan pemberian Allah SWT dengan baik.
Allah SWT menciptakan roh kepada manusia sebagai pengerak untuk menghidupkan seluruh anggota badan. Akal sebagai alat untuk menerima ilmu pengetahuan atau untuk mengetahui hakikat sesuatu secara nyata. Anggota tubuh seperti panca indra berfungsi untuk mendengar, melihat, berkata-kata dan bergerak secara fizikal.. Dari semua anggota tubuh manusia hanya hati yang dapat menerima sesuatu yang mutlak dari Allah SWT yang Maha Berkuasa kerana hati adalah sebagai tuan kepada anggota tubuh, semua aktiviti anggota tubuh digerakkan oleh hati dan hati adalah Allah SWT yang menggerakkan.
Nabi SAW bersabda yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah tidak memandang pada rupa dan tubuh kamu dan tidak pada harta kamu, tetapi Allah memandang hati dan amal kamu"
(Hadis Riwayat Muslim).
Manusia hanya dapat memandang sesuatu secara zahir (nyata) saja tidak dapat menembus apa yang ada dalam hati, maka manusia sering kali tertipu dengan penampilan atau gambaran luaran yang sebenarnya menurut pandangan Allah adalah berlainan. Niat dan prasangka (zan) yang menjadi penilaian Allah SWT dalam menilai baik dan buruknya manusia.
Rasulullah SAW bersabda maksudnya : "Amal itu hanya tergantung dengan niat "
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis yang lain Nabi SAW bersabda maksudnya : "Niat seorang mukmin untuk nilai amalnya " (Hadis Riwayat Abu Daud).
Dalam hadis qudsi Allah SWT berfirman maksudnya : "Aku tergantung prasangka hambaKu kepadaKu dan Aku beserta hambaKu apabila ia berzikir kepadaKu " (Hadis Riwaayt Bukhari).
Sahabat yang dimuliakan,
Apabila kalian sakit fizikal kalian akan berusaha untuk berjumpa doktor mencari ubat untuk menyembuhkan penyakit kalian. Kalian cukup jaga dan prihatin terhadap kesihatan fizikal apabila sakit, tetapi sering lupa apabila hati dan jiwa kalian sakit untuk mencari menawar dan ubat yang sesuai terhadap penyakit tersebut.
Imam al-Gazali berkata: "Saya heran manusia sangat mengutamakan kebersihan dan keindahan tubuh sedangkan hatinya tidak mereka bersihkan dari kotoran-kotoran batin dan maksiat, padahal Allah hanya memandang hati mereka sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Asy-Syams ayat 7-10 maksudnya :
“Dan jiwa/roh serta penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa/roh itu, dan sesungguhnya rugilah orang yang mengotorinya.” (Surah asy-Syams ayat 7-10)
Roh manusia dicipta Allah untuk membeza perkara benar dengan yang batil. Justeru, kejayaan manusia akan dicapai apabila rohnya sentiasa berada dalam keadaan suci.
Setiap manusia dapat memperoleh kelebihan daripada Allah SWT berupa taufik dan hidayah yang dikurniakan-Nya asalkan mereka mampu menjalannya dengan baik dan hati yang bersih jauh dari syirik, riak sombong dan takbur.
Firman Allah SWT maksudnya : " Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu " (Surah al-Hujarat ayat 13).
Firman-Nya lagi yang bermaksud : " Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan " (Surah al-Mujadilah ayat 11).
Jika hati baik maka akan baik pula kelakuan anggota tubuhnya sebaliknya jika hati buruk maka buruk pula kelakuan anggota tubuh dan gerakan hati atas Iradat Allah SWT.
Sahabat yang dikasihi,
Berkata seorang ulama, Ibrahim Al-Khawas r.a.: “ Sesungguhnya ubat hati itu ada lima perkara, maka ubatilah hati kamu dengan lima perkara tersebut. Pertamanya, bacalah Al-Quran dengan menghayati isi kandunganya. Kedua, mengosongkan perut dari terlalu kenyang atau berpuasa. Ketiga, bangun ( beribadat ) di waktu malam. Keempat, menghampirkan diri kepada Allah ( beribadat ) di sepertiga malam dan yang kelimanya, sentiasa bersama-sama di dalam majlis orang-orang yang soleh ”.
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan sebaik-baik penciptaan. Bermulanya dengan setitik air yang hina sehinggalah bergelar seorang insan bernama manusia. Diberikan pula berbagai-bagai nikmat yang tak ternilai banyaknya tanpa mengira siapa kita. Namun, kita sering lalai dan lupa untuk mensyukuri di atas anugerah yang dikurniakan, bahkan kita masih lagi berlumba-lumba mengejar kemewahan yang bersifat sementara itu.
Nikmat yang paling berharga dikurniakan kepada manusia ialah nikmat hati, yang merupakan raja segala gerak-geri dan tingkah-laku yang dipertontonkan oleh manusia. Hati yang diciptakan Allah semulia-mulia kejadian, di situlah akal manusia, di situlah buruk, baik, sihat, lemah manusia, di situlah segala-galanya.
Benarlah apa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW yang bermaksud : "Sesungguhnya didalam jasad manusia ada segumpal darah apabila segumpal darah itu baik maka baik pula sekalian anggota tubuh sebaliknya, apabila buruk maka buruk pula anggotanya, ketahuilah yaitu hati " (Hadis Riwayat Bukhari-Muslim).
Oleh itu jagalah hati kalian dengan sebaik-baiknya kerana hati yang bersih dan sejahtera adalah merupakan jalan menuju kebahgiaan di dunia dan ianya juga adalah tiket untuk memasuki syurga Allah SWT.
Jagalah Hati Kita Samaada Berbentuk Kerohanian dan Juga Berbentuk Fizikal.
Sahabat yang dirahmati Allah.
Hati yang sudah mati ialah hati tidak berfungsi sebagaimana fitrahnya hati itu dijadikan. Fitrah kejadian hati ialah untuk menerima aqidah dan keimanan kepada Allah s.w.t. Hati yang mati telah ditutup dan dihijab oleh Allah s.w.t daripada menerima iman dan hidayah Allah s.w.t. Hati diselubungi dan dikuasai oleh hawa nafsu syaitaniah yang sentiasa mendorong manusia untuk melakukan dosa, maksiat dan kejahatan.
Apabila hati sudah tidak berfungsi, maka hawa nafsulah yang menerajui kekuasaan hati. Justeru kehidupan mereka bergelomang dengan dosa dan maksiat. Kehidupan mereka penuh dengan kesombongan dan ketakabburan. Kehidupan mereka tiada panduan, apa yang mereka lakukan berdasarkan kepada perasaan. Mereka berada dalam kesesatan dan kedurjanaan sedangkan mereka tidak menyedari kesesatan dan kedurjanaan yang mereka lakukan disebabkan hati mereka sudah mati dan tertutup.
Firman Allah s.w.t.lagi maksudnya :
"Mereka itulah orang-orang yang hatinya, pendengarannya dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah dan mereka itulah orang orang yang lalai"
(Surah An Nahl ayat 108)
Dari Umar bin Al Khattab, Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:
"Cap penutup hati tergantung di kaki Arasy maka bila larangan Allah dilanggar dan yang diharamkan-Nya dianggap halal, Allah mengirim cap penutup hati ini lalu hati para pelanggar dikenakan cap ini".
Sahabat yang dimuliakan,
Apabila kita membicarakan masaalah hati , ini bermakna kita membicarakan jiwa manusia dan apa yang terdapat di dalam rohani manusia iaitu apa yang di firmankan Allah S.W.T. seperti ayat di atas.
Nabi Muhammad S.A.W. bersabda maksudnya : "Sesungguhnya dalam diri manusia itu ada seketul daging. Jika daging itu baik, maka baiklah seluruh anggota badannya tetapi seandainya daging itu rosak dan kotor, maka kotor dan rosaklah seluruh anggota badannya. Daging yang dimaksudkan ini adalah hati."
(Riwayat Bukhari dan Muslim daripada Nu'man bin Basyir)
Kedua-dua hati ini samaada hati yang kita maksudkan jiwa (kalbu) manusia atau hati secara fizikal iaitu organ yang terdapat di dalam tubuh kita bersama-sama limpa, jantung, paru-paru dan organ-organ yang lain.
Kebanyakan daripada kita mengambil mudah aspek penjagaan kesihatan, tidak terkecuali kesihatan hati. Ini mungkin juga disebabkan ia tidak dapat dilihat dengan mata kasar akan peranannya. Namun ketahuilah bahawa ia menjalankan pelbagai fungsi penting tubuh dan membolehkan kita kekal sihat.
Antara fungsi penting hati termasuklah menapis dan menyahtoksik darah, protein, membantu dalam pembekuan darah, menyimpan sesetengah vitamin, mineral, mengawal atur hormon dan pelbagai lagi. Oleh yang demikian, janganlah mengabaikan penjagaan atau menunggu hingga sudah terlewat. Dengan nutrisi dan suplemen yang betul kita masih mampu mengelak kerosakan hati serta mencegah kerosakan yang lebih parah kepada masalah yang sedia ada.
Kekalkan diet rendah lemak. Penyakit hati berlemak kini kian menjadi isu kesihatan yang digeruni. Alkohol kini bukan lagi bahan utama dikaitkan dengan kerosakan hati. Pengumpulan lemak dalam hati adalah penyumbang utama kepada Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) atau hati berlemak bukan akibat alkohol. Hati berlemak lazimnya tidak mempamerkan simptom, namun lama-kelamaan, masalah ini boleh menjurus kepada komplikasi yang lebih parah seperti keradangan, hati berparut, pengerasan hati dan juga kegagalan fungsi hati.
Kajian mendapati bahawa sindrom metabolik di kalangan pesakit hati berlemak bukan alkohol berkait dengan berat badan berlebihan atau obesiti di bahagian abdomen, paras kolesterol baik (HDL) yang rendah, paras trigliserida yang tinggi dan intoleransi glukosa. Oleh itu, mengawal kriteria-kriteria ini bermanfaat dalam mencegah dan merawat penyakit hati berlemak bukan alkohol.
Berdasarkan hasil kajian ke atas silymarin, iaitu komponen dalam milk thistle mampu memperbaiki fungsi hati dan mencegah kerosakan hati pada pesakit hati berlemak. Silybin yang merupakan komponen paling aktif dalam silymarin pula mampu menstabil membran-membran sel terhadap bahan toksik. Bahan aktif yang juga bertindak sebagai antioksida ini juga boleh meningkatkan aktiviti enzim penentang radikal bebas dalam sel-sel tubuh manusia, memperbaiki fungsi menyahtoksik hati dan menggalakan pemulihan hati.
Menurut laporan dalam the Journal of Alternative and Complimentary Medicine tahun 2003, dos harian silymarin lazim dalam ujian klinikal adalah antara 280mg hingga 800mg, iaitu bersamaan dengan 400mg hingga 1140mg ekstrak Milk thistle.
Kerosakan akibat radikal bebas, sama ada yang terhasil daripada tubuh itu sendiri mahupun daripada faktor luaran akan menyebabkan kerosakan kepada sel-sel tubuh termasuk hati. Salah satu cara untuk mencegah atau melawan kerosakan ini adalah dengan anti oksida seperti vitamin E Tokotrienol. Vitamin E tokotrienol terbukti 40 hingga 60 kali lebih poten sebagai antioksida berbanding vitamin E biasa (tokoferol) dan bermanfaat kepada pelbagai masalah kesihatan.
Berdasarkan kajian, pengambilan vitamin E Tokotrienol memberi manfaat kepada penghidap hati berlemak. Hasil kajian ini mendapati 66 peratus pesakit yang mengamalkan pengambilan vitamin E tokotrienol memperolehi hasil yang ketara dalam memperbaiki masalah hati berlemak. Dengan ini pengambilannya dicadangkan kepada mereka yang mengalami masalah ini.
Vitamin B kompleks memberi sumbangan tersendiri kepada kesihatan hati. Ia terlibat dalam banyak aktiviti tubuh, termasuk metabolisme lemak dan juga nutrien kepada sel-sel otak. Vitamin B komplek ini juga sangat diperlukan untuk kesihatan jantung dan juga hati.
Sahabat yang dikasihi,
Oleh itu kita kena jaga kedua-dua hati kita satu yang di dalam bentuh rohani dan satu lagi berbentuk fizikal. Untuk memperbaiki hati rohani kita perlulah banyakkan berzikir, baca al-Quran, solat tahajud, puasa sunat dan bersedekah. Untuk menjaga hati fizikal kita jangan makan banyak makanan yang tinggi kolesterol, berlemak, manis, banyak bahan kimia, merokok dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment