Thursday, March 20, 2014

JANGAN PUTUS ASA DENGAN RAHMAT ALLAH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,

Firman Allah Subhanahu Wa Taala :

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (٥٣)وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ (٥٤) وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ العَذَابُ بَغْتَةً وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ (٥٥) أَن تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَى علَى مَا فَرَّطتُ فِي جَنبِ اللَّهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ (٥٦) أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (٥٧) أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (٥٨) بَلَى قَدْ جَاءتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنتَ مِنَ الْكَافِرِينَ ((٥٩

Yang bermaksud :

(53)         Katakanlah: Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(54)         Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).

(55)         Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,

(56)         Supaya jangan ada orang yang mengatakan: “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajipan) tehadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).

(57)         Atau supaya jangan ada yang berkata: “Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa”.

(58)         Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab: “Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), nescaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik”.

(59)         (Bukan demikian), sebenarnya telah datang keterangan-keteranganKu kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir”.

(Surah az-Zumar (39) ayat 53-59)

Sebab Turun Ayat:

Dari Ibnu Abbas (ra), katanya: Sesungguhnya penduduk Mekah berkata: “Muhammad mendakwa bahawa penyembah berhala, dan orang yang berdoa kepada selain Allah, dan orang yang membunuh, kononnya dosa-dosa mereka tidak akan diampuni oleh Allah. Oleh itu, untuk apa kita berhijrah dan memeluk agama Islam? Kita sudahpun menyembah berhala, membunuh manusia, dan kita telah melakukan syirik. Sehubungan dengan peristiwa inilah maka Allah Subhana Wa Taala turunkan ayat-ayat di atas.
(Hadis Riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Mardawiyah) 

Tafsir Ayat:
  
Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah." (Surah az-Zumar ayat 53)

Maksudnya: "Katakanlah wahai Rasul kepada orang-orang yang beriman yang telah melampaui batasan-batasan Allah, samada banyak melakukan maksiat ataupun tidak mengerjakan suruhan Allah: “Jangan kamu putus asa terhadap ampunan Allah”.

Setelah Allah SWT melarang mereka agar jangan berputus asa, lalu Allah menjelaskan kepada mereka tentang penyebab utama mereka mesti berbuat demikian sehingga tidak timbul lagi rasa ragu: 

Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Maksudnya: Sesungguhnya Allah akan mengampuni segala dosa manusia tanpa mengira bagaimanapun besarnya dan banyaknya, kecuali dosa yang telah dikhaskan oleh Allah dalam Al-Quran bahwa Dia tidak akan mengampuninya, iaitu: dosa syirik.

Allah SWT berfirman: 

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Maksudnya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (Surah an-Nisaa’ (4) ayat 48)
  
Keterangan: Ulama Ahlus Sunnah sependapat bahawa yang dimaksudkan dengan dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah SWT ialah ketika ia berada di depan Allah SWT pada hari kiamat kelak, sekiranya ia tidak bertaubat daripada dosa syiriknya sebelum ia meninggal dunia.

Barangsiapa yang enggan menerima kurnia yang amat besar ini, dan justeru berpendapat sebaliknya dan mengira berputus asa dari rahmat Allah adalah lebih utama, maka ia sebenarnya telah melakukan suatu kesalahan besar. Ini kerana berita gembira tersebut bukan hanya warid (datang) dalam nash Al-Quran Al-Karim tetapi juga menjadi perjalanan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasalam sebagaimana sabdanya yang bermaksud :

"Permudahkanlah, dan jangan suka mempersulit-sulitkan. Sampaikanlah berita gembira, dan janganlah membuat orang lari bertempiar (dari Islam)!"
(Hadis Riwayat Bukhari) 

Daripada Tsauban Maula Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam katanya: "Tidaklah dunia dan apa yang terdapat di dalamnya lebih aku sukai jika dibandingkan dengan ayat ini: “Katakanlah: Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah...”. Kemudian seorang lelaki bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana dengan orang yang melakukan syirik? Lalu Rasulullah (Sallallahu Alaihi Wasalam) terdiam sejenak kemudian baginda bersabda: dan orang yang melakukan syirik (disebutnya sebanyak 3 kali)
(Hadis Riwayat Ahmad)
  
Daripada ‘Amru Bin ‘Anbasah (ra) katanya: Telah datang kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam seorang lelaki tua sambil bertelekan di atas tongkatnya, lalu katanya: Ya Rasulullah, saya telah banyak melakukan penipuan dan maksiat, adakah ampunan bagiku? Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam bersabda: "Tidakkah engkau sudah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah?."

Jawapnya: "Sudah tentu wahai Rasul, bahkan saya juga bersaksi bahwa Tuan adalah Pesuruh Allah." Mendengar jawapan itu baginda Rasul lalu bertanya: “Penipuanmu dan maksiatmu telahpun diampuni oleh Allah”.
(Hadis Riwayat Ahmad)
  
Hadis di atas semuanya menunjukkan bahawa Allah akan mengampuni semua dosa jika kita benar bertaubat dan ikhlas dalam beramal. Oleh itu manusia tidak sepatutnya putus asa terhadap rahmat dan ampunan Allah SWT. Sesungguhnya pintu rahmat Allah sangat terbuka luas.

Hanya saja setelah Allah SWT berjanji akan mengampuni segala dosa hamba-hambaNya, berikutnya Allah SWT menyuruh mereka agar melakukan dua perkara, iaitu:

1.         Bertaubat dan kembali ke jalan Allah
2.         Mengikuti ajaranNya yang terbaik (Al-Quran dan Al-Hadis) 

"Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)" (Surah az-Zumar ayat 54)

Maksudnya: Hai sekalian manusia kembalilah kepada Tuhanmu dengan bertaubat, kembalilah kepadaNya dengan mentaatiNya, sambutlah seruanNya iaitu dengan mentauhidkanNya sebelum azab datang menimpamu yang pada waktu itu tidak akan ada seorangpun yang akan menolongmu. 

"Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya."(Surah az-Zumar ayat 55)

Maksudnya: Ikutilah apa yang telah diperintahkan oleh Tuhanmu dalam tanzilNya iaitu Al-Quran dan Hadis RasulNya, dan jauhilah apa saja yang dilarangNya sebelum kedatangan azab kepadamu secara tiba-tiba, sedangkan kamu tidak menyadarinya. 

Dua ayat di atas mengandungi ancaman dan amaran keras daripada Allah SWT kepada kita sekiranya kita tidak melaksanakan dua perkara di atas, iaitu: Taubat dan mengikuti sebaik-baik apa yang telah diturunkanNya.

Dan setelah memberi mereka amaran dengan azab, Allah lalu menyebut pula illat (sebab) mengapa demikian, iaitu: Supaya jangan ada di antara mereka kelak pada hari kiamat yang berkata:

1.         “Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam menunai kewajipanku terhadap Allah, sedang aku termasuk orang yang memperolok-olokkan (agama Allah)”.

2.         “Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa”.

3.         “Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang yang berbuat baik”.

Ungkapan penyesalan ini boleh kita dapati dalam ayat 56 dan 57 dari Surah Az-Zumar di atas. 

Allah SWT menjawab penyesalan yang tidak berguna itu dengan firmanNya: 

(Bukan demikian), sebenarnya telah datang keterangan-keteranganKu kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir” (Surah az-Zumar ayat 59)

Maksudnya: Tidak ada gunanya lagi penyesalan pada hari itu, sesungguhnya telah datang kepadamu penjelasan-penjelasanKu di dunia melalui lisan RasulKu dan dibacakannya pula kitabKu kepadamu, dan dia telahpun mengingatkan kamu kepada janji baik (wa’d) dan janji buruk (wa’iid), berita gembira (tabsyir) dan peringatan (indzar) tetapi sayangnya, kamu telah mendustakannya dan sombong terhadap ajarannya, kamu sebenarnya telah melakukan amal orang kafir dan mengikuti jejak langkah mereka yang ingkar dan durhaka.
  
Kesimpulannya :

1. Orang yang beriman tidak sepatutnya mempunyai sifat putus asa terhadap rahmat dan ampunan Allah, walaupun mereka telah banyak melakukan dosa, kerana rahmat Allah Maha Luas dan Allah berjanji akan mengampuni segala dosa.

2. Agar rahmat dan ampunan Allah diperolehi dengan sempurna, maka kita mestilah melakukan dua syarat yang telah ditetapkan oleh Allah iaitu: Taubat Nasuha dan mengikut sebaik-baik apa yang telah diturunkanNya iaitu Al-Quran dan Al-Hadis.

3. Allah menyuruh kita melakukan dua perkara di atas agar kita kelak pada hari pembalasan tidak menyesal di atas kelalaian kita ketika di dunia.

4. Penyesalan utama manusia pada hari pembalasan nanti ialah kerana sikap mereka yang suka mendustakan ayat-ayat Allah (keterangan-keteranganNya) yang dibawa oleh RasulNya. Mereka sombong dan suka memperolok-olokkan agama Allah, kitabNya, RasulNya dan orang-orang yang beriman.

Sahabat yang dikasihi,
Marilah kita sama-sama beramal dengan ayat di atas iaitu tidak berputus asa dengan rahmat Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan sentiasa menerima taubat hamba-hamba-Nya yang bertaubat. 


No comments:

Powered By Blogger | Template Created By Lord HTML