Keyakinan Kepada Takdir Allah adalah Sifat Orang Mukmin
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Beriman kepada takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk adalah salah satu daripada Rukun Iman yang keenam. Kesemuanya itu sebagai bukti akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Perhatikan Firman Allah SWT yang bermaksud : '"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Loh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.”
(Surah al-Hadiid ayat 22)
Maksud dari ayat tersebut diatas adalah bahwa apapun yang terjadi di dunia ini dan menimpa diri kita, semua atas kehendak Allah SWT. Allah SWT Maha Berkuasa untuk keteguhan iman kita dan Allah SAW Maha Berkuasa melakukan ketentuanNya (takdirNya) tentu saja sebagai seorang muslim kita harus meyakini semua itu, apapun yang menimpa diri kita samaada kesenangan ataupun kesedihan adalah datangnya daripada Allah SWT oleh itu kita wajib tawakal dan mengembalikan kepada Allah SWT.
Sahabat yang dimuliakan,
Orang yang beriman kepada takdir Allah SWT tidak akan putus asa ketika tertimpa suatu musibah ataupun kegagalan. Dia juga tidak sombong ketika berjaya kerana itu semua adalah datangnya daripada Allah SWT. Ikhtiar dan berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh hasil terbaik adalah merupakan langkah awalan yang sangat dituntut. Setiap kita jangan heran jika masih ada orang miskin dalam masyarakat kita begitu juga jika terdapat orang yang berjaya dalam kehidupannya. Mengapa?. Sebagai sunatullah kalau kita hendak berjaya, kita harus merobah sifat malas dan kita harus berdisiplin, tidak buat sesuka hati dan kita harus bersemangat, harus berusaha dengan keras untuk mencapai kemajuan. Sebab hanya dengan semangat, disiplin dan teliti kepada usaha keras kita maka insya Allah kita boleh mencapai kebahagiaan dan kejayaan dalam kehidupan.
Firman Allah SWT maksudnya : " Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum kamu (mereka) mengubah keadaan (nasib) diri mereka sendiri.”
(Surah Ar-Ra’da ayat 11)
Dengan demikian seorang muslim harus bergembira dan selalu optimis memikirkan masa depannya. Sebab Allah SWT akan memberikan takdirNya yang baik kepada para hambaNya yang berperangsangka baik kepadaNya yang dengan sungguh-sungguh berikhtiar. Yang penting kita berusaha dan berusaha sedangkan hasilnya kita tawakal (berserah diri) kepadaNya, kepada Allah SWT. Bukankah dalam sebuah hadis Rasulullah SAW pernah menyuruh sahabat untuk mengikat untanya terlebih dahulu baru setelah itu bertawakal kepada Allah SWT?
Sahabat yang dihormati,
Berbicara mengenai iman kepada takdir Allah SWT tentunya tidak terlepas dari pembicaraan mengenai rukun Iman yang keenam atau rukun yang terakhir, iaitu percaya (iman) kepada Qada dan Qadar. Qada dan Qadar juga dipanggil sebagai takdir Ilahi.
Qada maksudnya ketentuan atau ketetapan Allah SWT yang belum terjadi. Bahkan Qada ini telah ditentukan sejak zaman azali (zaman sebelum diciptakannya alam semesta ini) dan ketentuan Allah ini tertulis di Loh Mahfuz.
Qadar adalah ketentuan Allah yang sudah terjadi. Takdir merupakan Rahmat Allah dan tidak seorangpun yang dapat mengetahuinya. Takdir baru boleh diketahui setelah terjadi.
Dengan mempelajari iman kepada takdir Allah diharapkan kita memperoleh banyak manfaat. Diantaranya adalah memperkuat iman di dalam dada dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Sabar, syukur dan tawakal serta menumbuhkan akan gairah (bersemangat) untuk berikhtiar. Sementara apa yang dimaksud dengan pengertian iman itu ?
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :Telah bersabda Rasulullah SAW maksudnya :"Beriman iaitu bahawa kamu percaya kepada Allah, para malaikanNya, kitab- kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan takdir yang baik maupun yang buruk. "
(Hadis Riwayat Muslim)
Sekarang bagaimana pula, itu setentang ketentuan baik dan buruk?
Warna kulit kita, bangsa dan bahasa kita, tempat kelahiran kita adalah takdir Allah yang sudah tidak dapat diubah dan dihindari lagi. Kesemuanya itu diluar kemampuan kita. Inilah takdir dan ketentuan Allah SWT kepada kita. Inilah takdir Allah yang tetap dan sudah kita ketahui bersama.
Oleh itu bagaimana dengan orang yang berbuat baik dan orang yang berbuat jahat?
Apakah perbuatan mereka itu juga termasuk takdir Allah?
Dan apakah Allah yang menciptakan perbuatan atas manusia? Kalau begitu layakkah orang yang berdosa kerana takdir Allah mendapat seksa di neraka?
Jawabannya : Betul! Ini takdir Allah juga. Takdir yang satu ini belum kita ketahui dan belum kita lakukan. Bukankah kita tidak tahu apa yang akan kita lakukan esok? Kalau kita tidak tahu apa yang akan kita lakukan esok nanti, kenapa kita merancang untuk berbuat jahat?
Bukankah manusia diberi akal fikiran yang waras oleh Allah SWT untuk berfikir? Dengan akal manusia dapat memilih untuk mengerjakan perbuatan yang baik dan menghindari yang jahat. Jika ternyata manusia itu memilih berbuat jahat, bukankah itu namanya lari dari takdir yang baik?
Tidak boleh dikatakan bahawa orang yang berbuat jahat itu kerana memang ditakdirkan Allah SWT berbuat jahat. Dan orang yang berbuat baik itu kerana memang ditakdirkan Allah berbuat baik. Jadi manusia itu diberi kebebasan untuk memilih. Apakah ia memilih jalan takwa atau jalan menuju dosa? Manusia di beri pilihan untuk memilih yang hak atau yang batil. Jika manusia memilih yang hak (baik) Allah SWT berjanji akan memasukkannya kedalam syurga-Nya begitu juga apabila manusia telah memilih yang mungkar maka Allah SWT memberi ancaman untuk dimasukkan kedalam neraka.
Sedangkan Allahlah yang mentakdirkan manusia untuk dapat melakukan sesuatu perbuatan misalnya seseorang yang telah bekerja dengan begitu bersungguh-sungguh. Berusaha dan berupaya sekuat tenaga dan fikiran dengan tidak mengenal penat siang dan malam terus saja bekerja. Tetapi hidupnya masih tetap saja miskin. Sebaliknya banyak orang yang mendapat keuntungan tanpa usaha yang sungguh-sungguh malahan dapat dikatakan hanya dengan berpangku tangan atau goyang-goyang kaki saja.
Tetapi kejayaan demi kejayaan diperoleh oleh mereka dan jadilah mereka orang-orang yang berjaya, orang-orang yang kaya. Mengapa? Kerana ini adalah Qada dan Qadar Allah SWT.
Miskin atau kaya adalah ujian Allah SWT, kemuliaan seseorang bukan kerana hartanya tetapi yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah mereka yang lebih takwanya kepada-Nya. Jangan rasa bangga diri jika kalian dikurniakan rezeki yang tiada disangka-sangka dan lumayan dan jangan risau jika kalian mengalami kesempitan hidup. Semuanya ada hikmah dan kebaikan yang ditentukan oleh Allah SWT.
Beriman kepada Qada dan Qadar tidak bermaksud kita pasrah menunggu nasib. Kerana kita tidak tahu apa yang akan terjadi atas diri kita bukan? Kerena kita tidak tahu maka seyogyanya yang kita harus lakukan adalah berusaha agar yang terjadi atas diri kita adalah hal-hal yang baik. Berdoa, beristighfar dan berzikir adalah salah satu cara kita mengharapkan takdir yang baik daripada Allah SWT kerana maksud hadis Nabi SAW bahawasanya hanya doa dapat merubah Qada dan Qadar.
Allah memang telah menentukan nasib kita yaitu baik atau buruk. Tentunya kita berharap agar kita memperoleh yang baik dan terhindar dari yang buruk. Untuk itu kita harus berusaha. Maksudnya jika ingin menjadi orang pandai maka kita harus rajin belajar. Begitu pula jika kita ingin menjadi orang kaya maka kita harus bekerja dan berusaha bersungguh-sungguh. Bukankah Allah dan RasulNya menyuruh kita agar bekerja bersungguh-sungguh.
Firman-Nya yang bermakasud :“Dan katakanlah : Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.”
(Surah. at-Taubah ayat 105)
Sahabat yang dihormati,
Setelah berusaha hendaknya kita berdoa, memohon kepada-Nya agar apa yang kita cita-citakan (inginkan) menjadi kenyataan. Adapun dalam kehidupan sehari-hari kita harus menerima kenyataan bahawa Allah SWT menciptakan nasib manusia berbeda-beda. Ada yang menjadi pegawai, guru, petani, ahli perniagaan dan buruh kasar. Tidak mungkin manusia ditakdirkan semuanya mempunyai nasib yang sama. Jika semua manusia menjadi pegawai atasan siapa pula yang hendak menjadi petani atau pekerja am?
Jadi sebagai insan beriman yang harus kita lakukan adalah bertawakal kepada Allah SWT. Berusaha dan berdoa meraih prestasi yang terbaik, sedangkan hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT. Beriman kepadas Qada dan Qadar pastinya mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kehidupan seorang mukmin yakni sebagai berikut : Keberanian pantang mundur dan tidak tunduk kepada kekuatan siapapun di dunia ini, dilindungi dari penyakit bangga diri sebab kita cuma mampu berusaha, sedangkan memberi kejayaan adalah Allah SWT, sabar dan tidak putus asa, tenang dalam mengarungi kehidupan sebab segala sesuatu berjalan sesuai takdir Allah.
Dia Maha Mengetahui sementara manusia tidak mengetahuinya. Dan yang paling besar adalah pengaruh semangat dalam beramal, bekerja dan bertawakal kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam surat AN-Nisa ayat 78 maksudnya : “Dimanapun kamu berada kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan : 'Ini dari sisi Allah', dan jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan : 'Ini dari Engkau (Muhammad)' Katakanlah : "Semua (datang) dari sisi Allah. Maka kenapa orang-orang itu (munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)"? (Surah An-Nisa ayat 78)
No comments:
Post a Comment