Friday, March 7, 2014

KEKAYAAN DAN ILMU

Hayatilah Dua Amalan Mulia Yang di Redai Oleh Allah SWT

السَّلاَمُ عَلَيْكُم

سْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم


Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas’ud r.a katanya: “Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:” Janganlah ingin menjadi seperti orang lain kecuali seperti dua orang ini. Pertama, orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah ruah dan ia membelanjakannya secara benar (di jalan yang adil dan sesuai dengan perintah Allah). Kedua, orang yang diberi Allah al-hikmah dan ia berperangai sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain.”
(Hadis Riwayat Bukhari)

Berdasarkan hadis di atas ada dua amalan manusia yang akan diredaii oleh Allah SWT iaitu :

Pertama : Orang yang diberikan kekayaan kemudian dibelanjakan hartanya di jalan Allah SWT.

Kedua : Orang yang diberikan hikmah (ilmu) kemudian mengajarkannya ilmu tersebut kepada orang lain.

Huraiannya :

Pertama : Orang yang diberikan kekayaan kemudian dibelanjakan hartanya di jalan Allah SWT.

Dalam kita menjalani kehidupan ini pasti kita akan berhadapan dengan ujian Allah SWT. Samaada diberikan-Nya ujian berupa kekayaan atau kemiskinan. Orang kaya janganlah sombong dengan kekayaannya begitu juga orang miskin jangan kufur dengan kemiskinannya. Kedua-duanya akan ditanya nanti dimakhamah Allah SWT di hari akhirat.

Diriwayatkan daripada Kaab bin Iyadh r.a katanya: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:  
"Sesungguhnya setiap umat itu ada ujiannya dan ujian umatku adalah harta kekayaan. " (Hadis riwayat Tirmizi).    

Allah SWT menjadikan harta sebagai perhiasan kehidupan dunia dan menjadikan fitrah kejadian manusia lebih cenderung kepada harta dan suka mengumpul harta, oleh yang demikian umat Islam hendaklah berhati-hati di dalam mengumpulkan harta di mana dia hendaklah mengumpulkan harta yang halal dan menjauhkan diri dari mengumpulkan harta yang haram.

Sesiapa yang dikurniakan harta kekayaan kemudian dia ingat bahawa harta yang dia miliki adalah pinjaman sementara di dunia ini maka harta tersebut akan diinfakkan dijalan Allah SWT dan juga belanjakan dijalan yang adil dan hak iaitu jalan yang diredai-Nya.

Allah SWT memerintahkan manusia supaya melakukan infaq dan membelanjakan sebagian rezeki yang telah dilimpahkan-Nya kepada fakir, miskin, orang yang sangat memerlukannya dan untuk kebaikan dan kemanfaatan orang ramai.

Allah SWT tetap dan pasti membalas infaq atau belanja yang telah dikeluarkan hamba-Nya, dan akan dibalas berlipat ganda. Allah SWT membalas dengan cara-Nya sendiri, baik hamba-Nya sadar atau tidak sadar, balasan-Nya akan melimpah kepadanya di dunia atau ditangguhkan pada waktu yang ditentukan-Nya sendiri atau ditangguhkan-Nya pada hari akhirat kelak.

Keutamaan infaq ini terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 261:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Maksudnya : "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui"

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman maksudnya : "Wahai orang-orang yang beriman! Infaqkanlah sebahagian daripada hasil usahamu yang baik-baik dan sebahagian daripada apa yang kami keluarkan dari bumi untukmu. (Surah al-Baqarah ayat 267)

Kedua : Orang yang diberikan hikmah (ilmu) kemudian mengajarkannya ilmu tersebut kepada orang lain.

Satu amalan baik yang dituntut oleh Islam dan amalan ini akan mendapat keredaan Allah SWT adalah mengajarkan ilmu yang bermanfaat. Kedudukan seorang alim (orang yang berilmu) adalah amat mulia disisi Allah SWT.

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ

Maksudnya : “Katakanlah: 'Apakah sama antara orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?'.” (Surah Az-Zumar ayat 9)

Dan Allah berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Maksudnya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (Surah Al-Mujadilah ayat 11)

Dan Allah juga berfirman:

وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا

Maksudnya : “Dan katakanlah (wahai Muhammad): “Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmuku.” (Surah Thaha ayat 114)

Dari Muawiah bin Abi Sufyan radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْراً يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ

Maksudnya : “Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya nescaya Allah akan menjadikannya faham dalam masalah agama.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari no. 71, 2948, 6882 dan Muslim no. 1037)

Dari Abu Ad-Darda` radhiallahu anhu  dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ سَلَكَ سَبِيْلاً يَبْتَغِي بِهِ عِلْماً، سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ. وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتِهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَصْنَعُ. وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلًّ شَيْءٍ حَتَّى الْحَيْتَانُ فِي الْمَاءِ. وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ. وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاراً وَلاَ دِرْهَماً, إِنَّمَا وَرَّثُْوا الْعِلْمَ, فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Maksudnya : “Barangsiapa yang menempuh sebuah jalan guna mencari ilmu nescaya Allah akan memudahkan jalannya untuk masuk ke dalam syurga. Sesungguhnya para malaikat betul-betul meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu kerana mereka reda dengan apa yang dia tuntut. Sesungguhnya seorang alim (orang yang berilmu) itu diminta ampunkan oleh segala sesuatu sampai ikan-ikan di lautan. Kelebihan seorang alim di atas abid (ahli ibadah) adalah bagaikan kelebihan yang dimiliki oleh bulan di atas bintang-bintang lainnya. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula perak akan tetapi mereka hanya mewariskan ilmu, kerananya barangsiapa yang mengambilnya (ilmu) maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat besar.” (Hadis Riwayat Abu Daud no. 3642 dan At-Tirmizi no. 2682 dan dinyatakan sahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6297)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Maksudnya : “Jika manusia meninggal maka semua amalannya terputus kecuali tiga perkara: Sedekah jariah, atau ilmu yang dimanfaatkan, atau anak soleh yang mendoakan untuknya.” (Hadis Riwayat Muslim no. 1631)

Sahabat yang dimuliaka,
Marilah kita beramal dengan amalan soleh, amal ibadah dan amal kebajikan semata-mata mencari keredaan Allah SWT. Jika Allah SWT mengurniakan harta yang banyak melimpah ruah perlulah harta tersebut dibelanjakan dijalan Allah SWT. Salurkan harta tersebut sebagai saham akhirat yang akan membantu kita di hari akhirat nanti ketika itu tidak ada dinar, ringgit atau rupiah, yang ada adalah amal soleh yang telah kita kerjakan semasa di dunia dahulu dan harta yang telah diinfakkan untuk jihad dijalan Allah SWT.

Begitu juga jika kita dikurniakan ilmu yang bermanfaat, maka janganlah disia-siakan kelebihan ini, teruskan berdakwah dan mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain. Sekiranya seseorang itu mengamalkan ilmu yang baik dan bermanfaat yang kita berikan maka selagi itu ganjaran pahala akan kita peroleh seperti sumber air yang tidak kering-kering. Kebaikan ini banyak akan membantu kita ketika kita berada di alam barzakh.


No comments:

Powered By Blogger | Template Created By Lord HTML